Konsep pendidikan Barat bagi Indonesia berdasar pemikiran hegel
PERMASALAHAN
:
Belanda
menjajah Indonesia membawa budaya
pendidikan bercorak barat yang dampaknya sampai sekarang ini padahal
Belanda sebagai penjajah bertentangan dengan nilai-nilai yang ingin
diperjuangkan bangsa Indonesia Bagaimana komentar anda?
PEMBAHASAN/PENDAPAT
:
1. Belanda
menjajah Indonesia
Bagi Belanda . Secara ontologi adalah
baik karena demi kemakmuran, dan kebaikan masyarakat Belanda walaupun secara epistimologi melanggar: kebaikan, norma-norma
yang ada, menghalalkan segala cara untuk menguasai bangsa lain dan mengambil
keuntungan. Fenomena yang tampak adalah penjajahan melanggar HAM dan numena
yang muncul kesengsaraan, kemiskinan,
kebodohan dan lain-lain. Secara aksiologi tindakan menjajah bangsa lain tidak
dibenarkan, walau untuk kemakmuran bangsanya sendiri dengan merugikan bangsa
lain.
Bagi Indonesia penjajahan secara
ontologi, epistimologi dan aksiologi tidak baik karena semua bertentangan
dengan nilai-nilai hakiki yang ada.
2. Belanda
membawa budaya pendidikan Barat yang membawa kemajuan bangsa Indonesia melalui
sistem penjajahan.
Bagi Indonesia, secara ontologi budaya
pendidikan barat dan sikap Belanda mengenalkan budaya Barat adalah tindakan
yang membawa kebaikan, dan kebenaran karena dapat membawa kemajuan bersama. Secara
epistimologi, pendidikan yang
dikenalkan baik dalam situasi penjajahan ataupun dalam keadaan damai tetap saja
membawa keuntungan dan kemajuan dan dapat diterima semua pihak. Walaupun tujuan
Belanda adalah agar bangsa Indonesia dapat membaca dan menulis guna membantu
meringankan Belanda mendapatkan tenaga kerja yang murah dari bangsa Indonesia. Pendidikan
yang dilaksanakan juga secara diskriminatif.
Secara aksiologi,
tindakan Belanda mengenalkan budaya pendidikan Barat dalam situasi penjajahan
tidak dapat dibenarkan karena akan menimbulkan perubahan mendasar dan
mempengaruhi tata nilai, budaya, dan
norma-norma yang telah ada dan berlaku dalam masyarakat terjajah. Pendidikan di
masa penjajahan lebih banyak menguntungkan penjajah dari pada bangsa yang
terjajah seperti biaya yang mahal, bahasa yang digunakan, arah dan tujuan yang dicapai, nilai-nilai dan
norma-norma sosial yang ditanamkan tentunya diselaraskan dengan kepentingan
penjajah dan kelestarian kekuasaan penjajah . Walaupun demikian bagi bangsa
Indonesia tetap melanjutkan pendidikan yang dikenalkan Belanda dengan
menghilangkan yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia dan
mempertahankan hal-hal yang mendukung perjuangan bangsa Indonesia.
Secara ontologi pendidikan Barat mengajarkan kebaikan,
kecerdasan emosi, kecerdasan pengetahuan, keadilan, persamaan, hakekat hidup
lewat pendidikan yang diajarkan oleh penjajah Belanda
Epistimologi : berdasarkan pemikiran Hegel tentang tesa,
sintesa dan antitesa, Belanda dapat dimasukan sebagai tesa dan Indonesia
sebagai antitesa (pihak terjajah) sintesanya bangsa Indonesia mengikuti pola
pendidikan ala Barat alasannya walau Belanda itu jahat sebagai penjajah tetapi
ada sisi baiknya yaitu mengenalkan pendidikan Barat.
Realitas yang ada secara epistimologi
sikap Belanda adalah mencerdaskan dengan cara diskriminatif yaitu hanya orang
yang mampu, golongan bangsawan dan orang –orang Belanda. Hal ini jelas menyimpang
dari unsur keadilan, bersifat deduktif ke indukrif dan yan g diuntungkan
golongan tertentu dan merugikan kelompok lain.
Aksiologi meskipun pendidikan pola barat dikenalkan oleh
penjajah tetapi dapat dimanfaatkan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dengan
menghilangkan sisi-sisi jeleknya seperti diskriminasi.