Uraian Materi
A.
Reaksi
Rakyat Indonesia Terhadap kekuasaan Portugis, Spanyol dan Inggris
Terjadi sejak dikuasainya pasar
perdagangan rempah-rempah terbesar di Asia tenggara yaitu Malaka tahun 1511,
dikuasainya pusat rempah-rempah oleh Portugis yaitu Maluku tahun 1526 dan
setelah perjanjian Saragosa antara Spanyol dan Portugis.
Perlawanan terhadap Portugis antara lain
:
1. Perlawanan
kerajaan Aceh yang dipimpin Sultan Ali Mughayat Syah dan dilanjutkan
Sultan Iskandar Muda Perang tersebut disebabkan oleh persaingan antara
kerajaan Aceh dengan Portugis dalam memperebutkan jalur perdagangan di selat
Malaka. Usaha Aceh untuk menying kirkan Portugis dilakukan dengan cara
melengkapi kapal dagangnya dengan prajurit dan persenjataan, menjalin kerjasama
dengan kerajaan Demak, dan meminta bantuan persenjataan ke Turki, Inggris, Goa
dan Gujarat . Dalam perang tersebut tidak ada
yang menang dan yang kalah. Perang berakhir setelah jatuhnya pelabuhan Malaka
ke tangan Belanda tahun 1641.
2. Perlawanan
Kerajaan Demak
Untuk
menyingkirkan Portugis dari Malaka, Pangeran Sabrang Lor atau Dipati Unus
menghimpun dan mengirimkan pasukan dari Jawa,Makasar,Lampung dan bekerjasama
dengan kerajaan Aceh untuk merebut pelabuhan Malaka namun gagal karena kalah
persenjataan bahkan Dipati Unus tertembak namun masih selamat sampai di Jawa.
Untuk menghalangi kekuasaan Portugis atas Jawa yaitu Sultan
Trenggono (pengganti Dipati Unus) memperluas kekuasaan ke Jawa Barat dan Jawa Timur.Tetapi Pasuruan
dan Blambangan tidak berhasil ditaklukkan.
3. Perlawanan
Kerajaan Ternate
Perlawanan mulai terjadi sejak tahun 1533
yang dipimpin Sultan Dajalo.Perang ini disebabkan oleh adanya monopoli
perdagangan oleh Portugis, Portugis ikut campur tangan masalah intern kerajaan
serta keserakahan dan kesombongan Portugis yang memandang rendah penduduk
Ternate. Untuk itu Sultan Dajalo menyatukan rakyat Ternate ,
Tidore, dan Irian untuk bangkit melawan Portugis. Pasukan Ternate berhasil
membakar benteng dan mendesak pasukan Portugis. Tetapi berkat bantuan pasukan
Portugis dari Malaka yang dipimpin Antonio Galvano perlawanan dapat
dipadamkan.
Pada tahun 1565 perlawanan rakyat bangkit
lagi, dipimpin S. Hairun, pasukan Portugis terdesak dan minta diadakan
perjanjian damai di benteng New Victoria. S Hairun memenuhi permintaan Portugis
namun secara licik S. Hairun dibunuh oleh kaki tangan Portugis di dalam benteng
Meninggalnya Sultan Hairun membuat marah
rakyat Ternate perlawanan berkobar lagi dan lebih besar dipimpin Sultan
Baabulah putra S. Hairun. Pada tahun 1574 benteng Portugis berhasil direbut
dan tanggal 28 Desember 1577 Portugis terusir dari seluruh Maluku dan melarikan
diri ke Timor-timur.
Perlawanan rakyat Minahasa terhadap Spanyol
Perlawanan Ratu Oki melawan Spanyol di Minahasa
Perang ini terjadi tahun 1644 sampai 1683. Perang disebabkan oleh ketidaksenangan anak suku Tombatu terhadap usaha monopoli perdagangan beras yang dilakukan Spanyol dan kesengsaraan rakyat akibat ketamakan orang-orang Spanyol. Perang Spanyol dengan Minahasa dilakukan anak suku Tombatu (toundanow/Tansawang) di daerah Kali dan Batu Lesung atau sekitar danau Bulilin di bawah pimpinan Panglima Monde suami dari Ratu Oki sedangkan pihak Spanyol dibantu oleh Raja Loloda Mokoagouw II. Pecah perang pertama tahun 1643 di Tompaso yang mengakibatkan 40 tentara Spanyol tewas di kali dan Batu sedang pihak Minahasa panglima Monde beserta 9 tentara gugur. Namun demikian pasukan Spanyol dapat dikejar dan berkat bantuan residen VOC, Herman Jansz Steynkuler berhasil diadakan kesepakatan damai pada 21 September 1694. Pada kesepakatan tersebut dinyatakan bahwa pasukan Minahasa menguasai Tompaso Baru, Rumoong bawah, dan Kawangkoan Bawah. sebelum akhirnya menjadi daerah otonom setingkat kecamatan di masa kekuasaan Belanda karena raja dijadikan pejabat pemerintahan Belanda.
Perlawanan terhadap Inggris
1. Pemberontakan Sepoy tahun 1815
Pemberontakan ini disebabkan oleh kekhawatiran pasukan sepoy yang kemungkinan ditinggalkan Inggris sehingga tidak dapat pulang ke negaranya yaitu India setelah kembalinya kekuasaan Belanda di Eropa dari Perancis. Pasukan Sepoy adalah pasukan sukarela dari India yang di bawa Inggris ke Indonesia untuk membersihkan tanah Jawa dari orang-orang Belanda.Agar mereka selamat dari orang-orang Indonesia dan pasukan Belanda maka mereka menjalin dukungan terhadap para pangeran dan dukungan kraton guna melawan Inggris. usaha kaum sepoy yang dipimpin Dhaugkul Syihk berhasil mendekati para pangeran khususnya Pakubuwono VI yang ingin meningkatkan hegemoni atas Jawa dengan harapan anaknya dapat menjadi Sultan di Yogyakarta dan P. Mangkubumi menjadi penguasa Surakarta. Tetapi usaha ini tidak mendapat dukungan dari Sultan/ kraton. Akibatnya kaum sepoy akan ditembak mati oleh Inggris bila melakukan persekongkolan sedangkan P. Mangkubumi dibiarkan tertangkap Inggris walau Pakubuwono berjanji akan melindunginya.
2. Perlawanan rakyat Palembang tahun 1812
Perang ini disebabkan adanya ditolaknya utusan Raffles ke Palembang dipimpin Richard Philips ke Palembang untuk mengambil alih kantor dan benteng Belanda sekaligus hak kuasa Sultan atas tambang timah di pulau Bangka oleh Sultan Mahmud Baharuddin. Sebab dengan diusirnya Belanda maka Palembang akan menjadi kesultanan yang merdeka.
Akibatnya Inggris mengirim ekspedisi perang tahun 1812 dipimpin Mayor Jenderal Robert Gillespie menuju sungai Musi menggunakan rakit dan perahu dilengkapi meriam dan senjata api. ekspedisi ini dihadapi Palembang dengan cara membuat rakit yang dilengkapi minyak yang mudah terbakar untuk ditabrakkan ke rakit-rakit dan perahu pasukan Inggris. Hasilnya Palembang jatuh ke tangan Inggris setelah pertahanan di pulau Borang dikuasai Inggris dan pengkhianatan yang dilakukan adik Sultan bernama Pangeran Adipati Ahmad Najamuddin. Sultan Badaruddin akhirnya memutuskan melakukan perang gerilya menghadapi Inggris.
Sejak 26 April 1812 Palembang di bawah Inggris, Najamudin diangkat sebagai Sultan Palembang, Tambang timah di pulau Bangka dan Belitung diserahkan kepada Inggris. dan Robert Gillespie digantikan kapten Mearers sebagai residen Palembang. Mearers yang mencoba menyerbu pertahanan gerilya S Badaruddin di Buaya langu, hulu sungai musi mengalami kegagalan bahkan dia terluka dan berujung pada kematian di rumah sakit Muntok. Penggantinya Mayor William Robinson yang tidak cocok dengan Sultan Najamudin yang dianggap terlalu lemah mencoba bernegosiasi dan bertemu langsung dengan S. Badarudin di Muara Rawas tanggal 19 Juni 1813 setelah seorang perwira dan penterjemah yang diutus gagal bernegosiasi. Misi berhasil membuat kesepakatan yaitu Sultan Badaruddin kembali menjadi Sultan palembang menggantikan adiknya sedangkan Inggris mendapat izin atas konsesi timahnya di Pulau Bangka dan Belitung. Tetapi pada tanggal 4 Agustus 1813 kesepakatan Robinson dengan S. Badaruddin dibatalkan secara sepihak oleh Inggris dan kekuasaan Najamudin dikembalikan sebagai Sultan Palembang dan Inggris mengembalikan uang suap kepada S. Badarudin beserta bunganya, sedangkan Robinson dipecat dengan alasan menerima suap. kekuasan di Palembang berlangsung hingga ditandanganinya traktat London tanggal 13 Agustus 1814.(hannyblush.blogspot.co.id/2012/05)
Perlawanan rakyat Minahasa terhadap Spanyol
Perlawanan Ratu Oki melawan Spanyol di Minahasa
Perang ini terjadi tahun 1644 sampai 1683. Perang disebabkan oleh ketidaksenangan anak suku Tombatu terhadap usaha monopoli perdagangan beras yang dilakukan Spanyol dan kesengsaraan rakyat akibat ketamakan orang-orang Spanyol. Perang Spanyol dengan Minahasa dilakukan anak suku Tombatu (toundanow/Tansawang) di daerah Kali dan Batu Lesung atau sekitar danau Bulilin di bawah pimpinan Panglima Monde suami dari Ratu Oki sedangkan pihak Spanyol dibantu oleh Raja Loloda Mokoagouw II. Pecah perang pertama tahun 1643 di Tompaso yang mengakibatkan 40 tentara Spanyol tewas di kali dan Batu sedang pihak Minahasa panglima Monde beserta 9 tentara gugur. Namun demikian pasukan Spanyol dapat dikejar dan berkat bantuan residen VOC, Herman Jansz Steynkuler berhasil diadakan kesepakatan damai pada 21 September 1694. Pada kesepakatan tersebut dinyatakan bahwa pasukan Minahasa menguasai Tompaso Baru, Rumoong bawah, dan Kawangkoan Bawah. sebelum akhirnya menjadi daerah otonom setingkat kecamatan di masa kekuasaan Belanda karena raja dijadikan pejabat pemerintahan Belanda.
Perlawanan terhadap Inggris
1. Pemberontakan Sepoy tahun 1815
Pemberontakan ini disebabkan oleh kekhawatiran pasukan sepoy yang kemungkinan ditinggalkan Inggris sehingga tidak dapat pulang ke negaranya yaitu India setelah kembalinya kekuasaan Belanda di Eropa dari Perancis. Pasukan Sepoy adalah pasukan sukarela dari India yang di bawa Inggris ke Indonesia untuk membersihkan tanah Jawa dari orang-orang Belanda.Agar mereka selamat dari orang-orang Indonesia dan pasukan Belanda maka mereka menjalin dukungan terhadap para pangeran dan dukungan kraton guna melawan Inggris. usaha kaum sepoy yang dipimpin Dhaugkul Syihk berhasil mendekati para pangeran khususnya Pakubuwono VI yang ingin meningkatkan hegemoni atas Jawa dengan harapan anaknya dapat menjadi Sultan di Yogyakarta dan P. Mangkubumi menjadi penguasa Surakarta. Tetapi usaha ini tidak mendapat dukungan dari Sultan/ kraton. Akibatnya kaum sepoy akan ditembak mati oleh Inggris bila melakukan persekongkolan sedangkan P. Mangkubumi dibiarkan tertangkap Inggris walau Pakubuwono berjanji akan melindunginya.
2. Perlawanan rakyat Palembang tahun 1812
Perang ini disebabkan adanya ditolaknya utusan Raffles ke Palembang dipimpin Richard Philips ke Palembang untuk mengambil alih kantor dan benteng Belanda sekaligus hak kuasa Sultan atas tambang timah di pulau Bangka oleh Sultan Mahmud Baharuddin. Sebab dengan diusirnya Belanda maka Palembang akan menjadi kesultanan yang merdeka.
Akibatnya Inggris mengirim ekspedisi perang tahun 1812 dipimpin Mayor Jenderal Robert Gillespie menuju sungai Musi menggunakan rakit dan perahu dilengkapi meriam dan senjata api. ekspedisi ini dihadapi Palembang dengan cara membuat rakit yang dilengkapi minyak yang mudah terbakar untuk ditabrakkan ke rakit-rakit dan perahu pasukan Inggris. Hasilnya Palembang jatuh ke tangan Inggris setelah pertahanan di pulau Borang dikuasai Inggris dan pengkhianatan yang dilakukan adik Sultan bernama Pangeran Adipati Ahmad Najamuddin. Sultan Badaruddin akhirnya memutuskan melakukan perang gerilya menghadapi Inggris.
Sejak 26 April 1812 Palembang di bawah Inggris, Najamudin diangkat sebagai Sultan Palembang, Tambang timah di pulau Bangka dan Belitung diserahkan kepada Inggris. dan Robert Gillespie digantikan kapten Mearers sebagai residen Palembang. Mearers yang mencoba menyerbu pertahanan gerilya S Badaruddin di Buaya langu, hulu sungai musi mengalami kegagalan bahkan dia terluka dan berujung pada kematian di rumah sakit Muntok. Penggantinya Mayor William Robinson yang tidak cocok dengan Sultan Najamudin yang dianggap terlalu lemah mencoba bernegosiasi dan bertemu langsung dengan S. Badarudin di Muara Rawas tanggal 19 Juni 1813 setelah seorang perwira dan penterjemah yang diutus gagal bernegosiasi. Misi berhasil membuat kesepakatan yaitu Sultan Badaruddin kembali menjadi Sultan palembang menggantikan adiknya sedangkan Inggris mendapat izin atas konsesi timahnya di Pulau Bangka dan Belitung. Tetapi pada tanggal 4 Agustus 1813 kesepakatan Robinson dengan S. Badaruddin dibatalkan secara sepihak oleh Inggris dan kekuasaan Najamudin dikembalikan sebagai Sultan Palembang dan Inggris mengembalikan uang suap kepada S. Badarudin beserta bunganya, sedangkan Robinson dipecat dengan alasan menerima suap. kekuasan di Palembang berlangsung hingga ditandanganinya traktat London tanggal 13 Agustus 1814.(hannyblush.blogspot.co.id/2012/05)
B. Perlawanan terhadap VOC
Terjadi karena monopoli perdagangan yang
dilakukan VOC serta usahanya untuk memperluas daerah jajahan. Perang terhadap VOC diantaranya adalah :
1.
Perlawanan kerajaan Mataram
Perlawanan ini disebabkan oleh usaha Sultan Agung Hanyokrokusumo dari
Mataram untuk mengembangkan
kekuasaanya di seluruh Jawa. Tetapi usaha ini terhalang oleh VOC yang ada di Batavia . Untuk itu perlu
dilancarkan serangan ke Batavia
guna menyingkirkan VOC dari pulau Jawa. Alasan Mataram adalah VOC tidak mau
mengakui kedaulatan kerajaan Mataram dan berusaha memonopoli perdagangan di
Jawa.
Serangan kerajaan Mataram terjadi 2 kali,
Tahun 1627 dipimpin Tumeng gung Bahurekso, Suro Agul-Agul, Dipati Uposonto,
Dipati Mandurejo,dan Dipati Ukur. Serangan pertama gagal karena banyak
persediaan makanan pasukan Mataram di bakar Belanda,jarak Mataram VOC yang jauh
dan kalah
persenjataan
perang. Pada serangan kedua dipimpin Pangeran Puger dan Gbr. Sultan Agung H Pangeran
Purboyo berhasil mengepung Batavia berhari-hari dalam sera ngan
ini Gubernur Jenderal Belanda J.P Coen tewas terkena penyakit kolera
Sepeninggal Sultan Agung, penggantinya yaitu
Sultan Amangkurat Mas I justeru bersedia bekerjasama dengan Belanda. Hal ini menimbulkan kemarahan rakyat
khususnya daerah Pantura, mereka bangkit melawan Belanda dipimpin Trunojoyo
yang dibantu pasukan Makasar dipimpin Kraeng Galesung dan berhasil
menguasai ibukota kerajaan Mataram.
Pengganti
Amangkurat Mas I adalah Amangkurat Mas II. Ibukota Mataram dipindah ke Surakarta ia berhasil
menyingkirkan Trunojoyo berkat bantuan Belanda. Tetapi Amangkurat Mas II sadar,
kerjasama dengan Belanda lebih banyak ruginya maka ketika Untung Suropati
melawan Belanda ia justeru mendukung dan kapten Tack berhasil dibunuh. Belanda
berusaha memecah belah kerajaan Mataram, maka ketika terjadi perang yang
dipimpin P.Mangkubumi dan Raden Mas Said diselesaikan dengan perjanjian Gianti
dan perjanjian Salatiga. Perjanjian Gianti berisi kerajaan Mataram
dibagi menjadi 2 Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta. P.Mangkubumi menjadi
raja di Kasultanan Yogyakarta bergelar Sri Sultan Hameng ku Buwono I, sedang perjanjian
Salatiga membagi kasunanan Surakarta mnjadi
2 yaitu Kasuna nan Surakarta
dan Mangkunegaran, Raden Mas Said menjadi raja Mangkunegaran bergelar Sri
Mangkunegoro I.
2. Perlawanan
kerajaan Makasar
Perlawanan ini dipimpin Sultan
Hasanudin. Penyebab peperangan adalah keinginan VOC untuk memonopoli
perdagangan di Makasar. Untuk itu VOC berusaha
menguasai benteng Sombaapu yang strategis karena menghubungkan perdagangan
antara Malaka – Jawa –Maluku.Pertama-tama VOC meminta Makasar untuk menutup
pelabuhannya bagi kapal-kapal asing kecuali kepada Belanda. Permintaan tersebut
ditolak S Hasanudin justeru S Hasanudin
menguasai daerah sekitarnya termasuk Bone dan daerah Nusa tenggara. Aru
Palaka penguasa Bone tidak terima maka ia minta bantuan
Gbr. S. Hasanudin
Belanda
untuk menyingkirkan S Hasanudin , akibatnya
perang besar tidak dapat dihindari. S Hasanudin
mengalami kekalahan dan terpaksa menandata ngani perjanjian Bongaya sambil
mengulur waktu untuk menghimpun kekuatan kembali. Perjanjian Bongaya
berisi : VOC memonopoli perdagangan di Makasar, VOC boleh mendirikan benteng
Roterdam di Makasar, S. Hasanudin harus melepaskan daerah yang dikuasai
termasuk Bone, Aru Palaka diakui sebagai raja Bone, dan Makasar harus mengganti
kerugian perang. Setelah kekuatan kembali terkumpul S.
Hasanudin melanjutkan perang dan gugur di benteng Sombaapu,
pengikutnya yang setia melanjutkan perjuangan ke daerah lain seperti Kraeng Galesung dan Montemerano yang membantu Trunojoyo di
Jawa.
3. Perlawanan
kerajaan Banten
Di
masa Sultan Ageng Tirtayasa, Banten mencapai kejayaan ia menerapkan
sistem perdagangan bebas sehingga banyak bangsa berdagang dengan kerajaan
Banten. Namun VOC
berusaha mendapat hak monopoli
perdagangan di Banten, pertama-tama VOC memblokade jalur perdagangan di Banten.
Sultan Ageng Tirtayasa minta bantuan Inggris ,Denmark dan Perancis. VOC tidak
kurang akal dengan siasat de vide et impera Sultan Haji anak Sultan
Ageng Tirtayasa berhasil dibujuk Belanda untuk merebut tahta ayahnya.Tahun
1681pasukan VOC yang di bantu S. Haji berhasil mendesak pasukan S. Ageng
Tirtayasa. S Ageng tertangkap dan di tawan
hingga wafat pada tahun 1692. Sebagai imbalan Sultan Haji harus memberikan
Cirebon
S. Ageng Tirtayasa kepada
VOC, memberikan hak monopoli dagang lada di Banten dan Lam pung kepada VOC, dan
Banten harus mengakui kekuasaan VOC. Namun perlawanan terhadap VOC di Banten
terus berlanjut dibawah pimpinan Pangeran Purbaya,Ratu Bagus dan Kyai
Tapa.
4. Perlawanan
rakyat Maluku
Perlawanan rakyat Maluku terhadap VOC
disebabkan oleh : upaya VOC memonopoli perdagangan rempah-rempah di
Maluku, pelayaran hongi dan hak ekstirpasi yang dilakukan VOC. Pelayaran
Hongi yaitu patroli keamanan menggunakan kapal kora-kora untuk mencegah
terjadinya penyelundupan perdagangan rempah-rempah yang dilakukan rakyat Maluku
terhadap bangsa lain. Hak ekstirpasi yaitu pembakaran tanaman cengkeh/
rempah-rempah untuk menjaga kestabilan harga rempah-rempah di pasar dunia.
Perlawanan rakyat Maluku terhadap VOC
dipimpin oleh Kakiali (1635), Telukabesi (1646), Saidi (1650) dan oleh
sultan Tidore bernama Sultan Jamaludin. Tertangkapnya S Jamaludin oleh
VOC menyebabkan perang besar antara rakyat Tidore yang dipimpin Sultan Nuku
putera S. Jamaludin melawan VOC. Siasat yang dipakai adalah mengadu domba
antara tentara Inggris dengan tentara VOC. Setelah VOC kalah tentara Inggris
disingkirkan dari Maluku, dan Tidore terbebas dari kekuasaan asing untuk
sementara.
C. Perlawanan terhadap pemerintah
kolonial Belanda
1.
Perang Jawa / Perang Jawa
Disebut
perang Jawa karena wilayah pertempuran hampir meliputi seluruh Jawa
Sebab
khusus : Dibangunnya jalan raya melewati makam leluhur P. Diponegoro tanpa
izin.
Sebab Umum :
a.
Penderitaan rakyat akibat harus membayar
: pajak tanah (wlah-welit),pajak halaman keku rangan (pangawang-awang), pajak
jumlah pintu (pencumpling), pajak ternak (pajigar), pajak pindah nama
(penyongket) dan bekti (pajak jabatan).
b.
Semakin sempitnya wilayah kerajaan dan
menurunnya kedaulatan raj
c.
Intervensi Belanda dalam pemerintahan
kerajaan
d.
Masuknya budaya Barat yang tidak sesuai
dengan ajaran Islam
e.
Hapusnya sistem penyewaan tanah
bangsawan kepada petani Gbr
Pangeran Diponegoro
f.
Belanda tidak menghormati adat kraton
Strategi perang yang digunakan adalah siasat
perang gerilya dengan basis kekuatan di Gua selarong.Dekso, Plered, Pengasih
Perlawanan ini didukung para ulama, pejabat kerajaan, bangsawan dan rakyat
jelata. Daerah perlawanan meliputi sebagian Jawa Barat, Jawa timur dan terbesar
di Tengah dan Yogyakarta .
Tokohnya : Sentot Prawirodirjo,Kyai Mojo, P. Adinegoro, P. Ontowiryo, P.
Adiwinoto, Kyai Hasan Besari, Suryonegoro, Warsokesumo, Kerto pengalasan,
Kartodirjo, Nyi Ageng Serang yang berusia 73 tahun, RT Ario Sosrodilogo
,dll Strategi yang digunakan Belanda:mendatangkan pasukan yang lebih besar,
melaksanakan benteng stelsel dengan tujuan untuk mempersempit ruang gerak P.
Diponegoro, menjanjikan hadiah, dan mengadakan perjanjian dimana secara licik
P. Diponegoro ditangkap saat berunding di Magelang selanjutnya dibuang ke
Manado dan meninggal di Ujung Pandang.
2. Perang
Paderi (Sumatera Barat)
Sebab
khusus : adanya pertentangan antara kaum adat dengan kaum Paderi yang hendak
menghapuskan kebiasaan kaum adat yang dianggap menyimpang dari ajaran agama
Islam.
Kaum
adat yang dipimpin Datuk Sati ,dibantu oleh Belanda. Perang ini terbagi menjadi
3 :
a.
Masa tahun 1821-1825
Perang
terjadi ketika Belanda yang membantu kaum adat menguasai daerah Simawang.
Ketika letkol Raff menggantikan Du Puy sebagai residen dan komandan di Padang
terjadilah perjanjian Masang isinya adalah gencatan senjata serta Belanda
mengakui kekuasaan kaum Paderi atas Lintau, Koto, Telawas,dan Agam.Tujuannya
agar pasukan Belanda terkonsentrasi untuk memadamkan perlawanan Diponegoro
b. Masa 1825-1830 Perang terjadi karena mereka
tidak percaya Belanda akan menepati janji seperti pengkhianatan Belanda
terhadap kaum Paderi di Bonjol. Di masa ini kaum adat membantu kaum Paderi
namun Belanda lebih terkonsentrasi karena perang Diponegoro sudah berakhir.
c. Masa 1830 – 1837 Meningkatnya perlawanan kaum Paderi dihadapi
Belanda dengan mendatangkan pasukan yang lebih banyak dgn mendatangkan pasukan Ali Basyah Sentot
Prawiradirjo dari Jawa. Akibatnya banyak pemimpin kaum
paderi tertangkap termasuk Imam Bonjol , Ia dibuang ke
Cianjur, Ambon Tuanku Imam Bonjol
dan meninggal di Manado Tokohnya :
Tuanku nan Renceh, Tuanku Lubuk Alur, Tuanku Kapau, Tuanku Padang Luar, Tuanku
Merapi , Tuanku Padang Lawas, Muhamad Syahab lebih dikenal dengan Imam Bonjol.
Gbr Suasana perang melawan kolonial
3. Perang
Aceh
Latar
belakang : Berdasarkan traktat London 1824 Aceh
mendapat status sebagai Bufferstate bagi kekuasaan Belanda di Sumatra
dengan Inggris di Malaka. Hal ini menyebabkan Aceh bebas melakukan hubungan
dengan bangsa lain seperti ke Turki, Italia dan Amerika. Namun sejak adanya
traktat Sumatera 1871 Aceh menjadi bagian wilayah Belanda kolonial.
Sebab
khusus : Serangan Belanda terhadap kasultanan Aceh dan menduduki Masjid besar
AcehPada
serangan Belanda pertama, gagal bahkan Jenderal Kohler tewas. Tetapi
serangan kedua yang dipimpin Van Swieten berhasil menguasai mesjid Raya
dan Istana Aceh.Usaha
Belanda menguasai Aceh adalah dengan pemusatan pertahanan, membangun pos-pos
penjagaan, konsentrasi stelsel (kota
raja sebagai pusat dan dibangun benteng pertahanan
Gbr,
Cik Di Tiro, Teuku Umar dan Cut Nya Dien
berjarak 5-6 km
dari istana), mendekati dan membujuk kaum
bangsawan,
mendatangkan Snouck Hurgronje ahli Islammologi ternyata diketahui ada
perbedaan pandangan dalam menghadapi Belanda antara bangsawan dengan
ulama.Celah inilah yang digunakan Belanda untuk mematahkan serangan rakyat Aceh.
Sehingga dengan serangan yang ofensif dipimpin Van Heuts, Aceh terdesak
dan banyak pemimpinnya tertangkap. Perlawanan Aceh ini termasuk perlawanan
paling lama dalam sejarah melawan Belanda. Tokoh pahlawan Aceh diantaranya Teuku
Umar, Panglima Polim, Cut Nyak Din, Cut Meuthia, Cik Di Tiro, Teuku Imam
Luengbata, Teuku Cik Tunong (suami Cut Meuthia), Pang Nangru dan Raja Sabil
anak Meuthia.
4. Perang Batak dipimpin Si Singamangaraja XII
Sebab
khusus : Adanya kecurigaan raja Batak terhadap perluasan wilayah Belanda dengan
kedok penyebaran agama (Zending) apalagi setelah Sumatera Barat berhasil
dikuasai Belanda. Akibatnya pos-pos Zending Belanda diserang. Strategi yang
digunakan dengan menggunakan benteng-benteng alam dan benteng buatan. Berkat
bantuan dari Aceh akhirnya pasukan Si Simangaraja XII terdesak dan ia
gugur bersama Lopian (puterinya) & kedua putranya Sutan Nagari dan
Patuan Anggi.
5. Perlawanan Saparua (Maluku
1817)
Sebab
khusus : Pendudukan Belanda atas benteng Duurstede di Saparua
Sebab lain : kewajiban membuat garam dan ikan asin bagi kepentingan
kapal perang Belanda, paksaan bagi pemuda-pemudi negeri untuk menjadi serdadu
di Jawa, kegelisahan rakyat Maluku terhadap pajak yang berat serta monopoli
perdagangan yang dilakukan Belanda dan peredaran uang kertas yang membingungkan
rakyat. Perang besar terjadi
dalam perebutan benteng Duurstede tanggal 15 Mei 1817. Semula Patimura
memperoleh kemenangan
namun karena kalah persenjataan dan tambahnya pasukan Belanda, benteng Gbr.
Patimura tidak
dapat dipertahankan, perang dilanjutkan di luar benteng. Pasukan Pattimura
semakin terdesak, kapitan Paulus Tiahahu bersama puterinya Christina
Marta Tiahahu tertangkap. Akhirnya Patimura pun tertangkap ia dijatuhi
hukuman gantung bersama tiga panglimanya yang setia. Pengikut Patimura yang
lain diantaranya Ulupaha, Anthoni Rhebock, Thomas Pattiwael, Said Parintah
6. Perang
Kalimantan dipimpin Pangeran Antasari dan P. Hidayat penyebabnya Belanda
campur tangan masalah pergantian tahta di kerajaan Banjar yaitu pengangkatan
Pangeran Tamjidillah oleh Belanda di kerajaan Banjar sedangkan rakyat
menghendaki P. Hidayat sebagai raja. Dalam perlawanan ini P. Antasari dibantu
Kyai Demang Leman, Kyai Lang lang, dan Haji Buyasin.
7. Perang di Bali dipimpin Raja Buleleng dan
patih I Gusti Ktut Jelantik sebab utamanya Belanda hendak menghapuskan
hukum tawan karang yaitu kapal-kapal asing yang berlabuh di Bali kapal beserta
isinya menjadi hak raja-raja Bali . Perang
dilakukan dengan cara puputan atau mengamuk guna mempertahankan benteng
Jagaraga.
8 . Perlawanan
di Palembang dipimpin S.Badarudin,di Lampung
dipimpin Raden Imbakusuma dan Raden
Panggung
Gbr,
I Gusti Ktut Jelantik dan P. Antasari
D. Gerakan sosial
Penyebabnya adanya ketidakadilan dan
penderitaan yang dialami masyarakat dan merindukan datangnya sang Ratu Adil
yang dapat memerintah secara aman adil makmur dan sentosa selain juga untuk
pemurnian agama Islam. Gerakan sosial ini meliputi :
1.
Gerakan melawan pemerasan yaitu gerakan
rakyat yang bertujuan menentang paraturan yang tidak adil. Gerakan ini bersifat
dendam dan benci terhadap kehidupan sosial ekonomi yang tidak baik karena
tindak pemerasan seperti yang terjadi di Ciomas 1886 dipimpin oleh Moh Idris,
di Tanjong Oost,Condet,(sekarang Jakarta Timur) dipimpin oleh Entong Gendut. Gerakan
lain terjadi di tanah-tanah partikelir seperti Cakung, Slipi, Ciampea, Demak,
dan Surabaya
mereka menuntut dihapuskannya tanah partikelir.
2.
Gerakan Ratu Adil ialah gerakan rakyat
yang didasarkan pada kepercayaan akan datangnya tokoh juru selamat atau ratu
adil atau Imam mahdi. Gerakan ini bersandar pada segi-segi gaib. Contoh gerakan
yang dipimpin Kasan Mukmin di Sidoarjo Jawa Timur (1903) dengan gerakan
Dermojoyo di Kediri 1907.
3.
Gerakan Samin yaitu gerakan-gerakan
sosial tradisional yang pasif. Gerakan ini tanpa kekerasan dan anggota-anggotanya
rajin, jujur dan berhasil sebagai petani serta menghargai sesamanya. Muncul
sejak abad ke–19 di daerah Blora pimpinan Surosentiko dengan tindakannya
menentang pembayaran pajak
4.
Gerakan keagamaan yaitu gerakan yang
memandang pemerintah kolonial Belanda dan pengikutnya sebagai musuh. Gerakan
ini menghendaki kehidupan keagamaan dengan cara ketat yang disebut gerakan
pemurnian agama Islam. Contoh gerakan Budiah yang dipimpin H. Muh Rifangi di
desa Kali Salak, Pekalongan tahun 1850 (Matroji:53)
E. Daerah-daerah persebaran agama Kristiani
di Indonesia di Masa Kolonial
Kristen artinya orang yang mengikuti
ajaran Yesus Kristus yaitu menyebarkan cinta kasih. Agama Kristen pertama kali
muncul di Yerusalem , propinsi Yudea,wilayah Palestina masa
Gubernur Pontius Pilatus dan dibawah pengaruh kerajaan Romawi. Kristen
dibedakan menjadi dua Kristen Katholik dan Kristen Protestan. Penyebaran agama
Katholik dilakukan oleh para misionaris seperti Bruder, suster dan Pastor.
Kegiatan penyebaran agama Katholik disebut misi,
sedangkan penyebaran agama Kristen
Protestan disebut Zending. Kegiatan
zending dilakukan oleh Pendeta, pengabar Injil dan saat penjajahan oleh
Nederlandsch Zending Genootschap.
Persebaran
agama Katholik di Indonesia
dilakukan oleh bangsa Portugis dan Spanyol
yang dikenal dengan Gospel .Tokoh-tokoh penyebar agama katholik adalah
Franciscus Xaverius i (Ma luku), Gonzales Veroso, Simon Diaz. Selain
menyebarkan agama mereka juga mendirikan sekolah gereja, rumah sakit dan keuskupan yang
bertanggung jawab langsung terhadap Paus
(pimpinan tertinggi agama katholik) di Roma. Daerah pengaruh Katholik yaitu Flores,
Solor, Timor .
Ambon, Ternate , Morotai, Manado ,
Sangir, Talaud dan Jawa. Di Jawa disebarkan Romo Van Lith .
Persebaran
agama Kristen Protestan di Indonesia dilakukan oleh bangsa Amerika, Jerman dan
Belanda. Awalnya kaum zending Belanda menyebarkan agama di daerah Batak,
Kalimantan, Poso, Halmahera dan Maluku Tenggara (Ambon )
dan Jawa. Tokoh-tokoh Zending diantaranya DR. Nomensen, Heurnius, dan Sebastian
Danchaerts.
Sumber
bacaan: Buku materi paket Sejarah SMP kelas VIII terbitan BSE, Erlangga, IPS
Bilingual Yramawidya, BPS
Perkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?
BalasHapusJika ya, silahkan kunjungi website ini www.kumpulbagi.com untuk info selengkapnya.
Di sana anda bisa dengan bebas share dan mendowload foto-foto keluarga dan trip, music, video, filem dll dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)
afksjhdzbv jdsbvjszbddb zjbsjdzbvjbdkszvkdsj bszhvchjsvzch SHGCuG SY uvuvweveweve onyetenyewvewvewve ugwembugwem osas
BalasHapus